Hadirin, yang akan saya sampaikan adalah mengenai “Apa yang harus kita kerjakan setelah memasuki bulan syawal”.
Sebelum masuk bulan syawal, kita menempa diri kita dengan berpuasa ramadhan. Setelah itu, kita akan kembali pada fitrahnya atau kembali kepada keaslian kita yang itu memang dirancang oleh Allah SWT sebagai sang pencipta. Sebelum kita sampai pada bulan syawal, marilah kita merenungi kembali bulan suci ramadhan itu. Sesungguhnya kita dididik oleh agama islam, paling tidak untuk menyeimbangkan bahwa diri kita ini makhluk ciptaan Allah SWT yang punya unsur jiwa dan raga, unsur lahiriah batiniah. Ada unsur rasa, karsa, dan cipta, ada unsur spiritual dan material itu unsur manusia yang utuh. Penting sekali kita mengetahui beberapa ayat untuk mensucikan jiwa yang bisa disimpulkan bahwa jangan sampai seorang muslim atau mukmin itu mengalami sakit jiwa. Maka sesungguhnya jika sudah dinasehati oleh agama, atau hadist diantaranya surah As-Shan ayat 9 dan 10.
Siapakah orang-orang yang mensucikan jiwanya itu? Yang mensucikan jiwanya itu ialah orang yang menyadari bahwa dirinya itu ada unsur jiwa, jiwanya itu harus diberi konsumsi untuk kebutuhan jiwa, setidaknya seimbang dengan kebutuhan raga, karena sekarang ini godaan sangat luar biasa. Dalam rangka menyiapkan itu, tentu tidak hanya berpuasa dalam bulan suci ramadhan. Mari kita kembangkan pengertian puasa lebih luas lagi, puasa sebagai yang mahdoh memang di bulan suci ramadhan, tapi di luar itu ada puasa sunnah, puasa nabi daud, dan ada puasa lain-lain sebagainya dalam tanggal tertentu. Namun ketika banyak godaan, mari kita kembali pada mensucikan jiwa. Puasa itu bahwa puasa politik, puasa politik ialah menahan diri ketika seseorang mempunyai kekuasaan dengan kaitannya kepentingan rakyat. Puasa politik ini terutama dilakukan oleh kepada mereka yang diamanahi untuk mengurusi rakyat ini, untuk berhati-hati karena kalau tidak, orang yang terbiasa melanggar amanah itu, tidak melanggar gatal tangannya. Karena tidak amanah, jika amanah mereka akan menolak apa yang bukan haknya. Sesungguhnya pejabat kita masih banyak yang jujur, tetapi masih banyak juga yang tidak jujur.
Tetapi hal yang penting adalah bagaimana kita sebagai orang tua mendidik anak kita, jangan sampai masuk ke dalam kemasyarakatan, dia hanya egois mengurus dirinya sendiri. Jadi ketika dokter bilang bahwa pasien itu sakit jiwa agaknya memang benar. Mari kami mengajak bahwa puasa ini kita sempurnakan usaha iktikaf 10 hari yang terakhir, kemudian setelah puasa pada akhirnya kita akan kembali pada Allah SWT. Oleh karena itu, Allah mengingatkan dalan surat Al-jahiliyah ayat 15
Orang yang beramal sholeh itu amalnya akan kembali pada dirinya, begitu pula dengan sebaliknya. Maka marilah kita optimis bahwa yang mengkhianati amanah itu banyak, tetapi jumlah orang yang tidak mengkhianati lebih banyak. Yang terpenting bagaimana kita menjaga diri kita sebagaimana surat At-Tahrim ayat 6.
Mudah-mudahan Allah SWT memperkuat amal kita dan kita ikhlas dalam berislam ini. Semua yang beramal sholeh itu kita senang, dijadikan islam itu agama supaya bisa dinikmati oleh penganutnya. Mudah-mudahan kita dihindari dari kemungkaran-kemungkaran, dan didekati oleh kesholehan.