Kita semua diberi kenikmatan bisa mengikuti bulan puasa kembali yang penuh pengampunan, hidayah, dan barokah. Puasa adalah hari untuk orang yang bertakwa, artinya mari kita melaksanakan puasa yang tinggal 22 hari ini, senikmat sekhusyu mungkin. Supaya benar-benar kita menjadi orang-orang bertakwa. Tiga hal yang sangat penting yang perlu kita amati:
- Kontrak langsung manusia dengan Tuhannya. Maksudnya puasa diketahui oleh yang berpuasa dan Allah yang tahu. Artinya puasa itu mendidik kejujuran yang hakiki, jujur yang betul takut pada Allah. Itulah kejujuran didikan bulan puasa ini.
- Bulan puasa adalah bulan Tarkiyah (Bulan pendidikan)
Tetapi bukan sekedar pendidikan. Disini dimaksudkan pendidikan rohani, spiritual.
- Puasa mendidik kita untuk sabar, peduli orang lain, tidak marah, pemaaf itu sangat penting
Kita ini memiliki 3 masalah besar yang tercantum di 3 hal terpenting tadi. Kalau kita bisa mengatasi masalah ini, insya Allah bangsa kita ini, bisa menjadi yang makmur, serba enak. Kalau tidak berhasil mengembangkan hal itu, berarti negara kita akan menjadi negara felmisen/ gagal (negara dari tahun ke tahun semakin miskin).
Oleh karena itulah, saya ingin mengangkat 3 hal ini.
- Kejujuran
- Pendidikan rohani spiritual
- Kesabaran dan kebersamaan
3 masalah besar di negeri ini:
- Kemiskinan
Dengan harga bensin naik, kemiskinan bertambah. Dengan pembangunan kita, menghilangkan kemiskinan, tetapi kita memiliki kekurangan. Yaitu kejujuran, padahal kejujuran adalah hal yang sangat penting. Maka kita harus membangun kejujuran yang hakiki.
- Kebodohan
Negara kita itu di wilayah Asia, masih kalah dengan Vietnam. Karena kita tidak jelas arahnya. Bagaimana caranya kita keluar dari kebodohan? Kita perlu pendidikan rohani spiritual, yang sudah mendirikan pendidikan rohani antara lain, Jepang, Singapura, Malaysia dan China. Oleh karena itu, di bulan puasa ini, kita gunakan untuk membimbing rohani kita.
- Pertikaian / Kekerasan
Pada saat ini, pertikaian sudah macam-macam bentuknya, hingga memakan korban yang banyak. Mereka mati sia-sia. Mengapa bisa begitu? Untuk mengatasi pertikaian itu, yaitu dengan dasar konsep dalam pandangan islam, kita harus sabar, pemaaf, dan kebersamaan. Muncullah dialoh (musyawarah). Hindari kekerasan, budayakan musyawarah itu ada batasnya.