Assalamu’alaikum wr.wb
Beberapa waktu lalu pada 7 Juni 2013 Ustadz Anang menyampaikan Khutbah Jum’at di Masjid Gedhe Kauman, Berikut adalah ringkasannya :
Terdapat tiga motivasi seseorang dalam melaksanakan shalat diantaranya yaitu hanya sekedar memenuhi kewajiban agar tidak berdosa , mengharapkan pahala atau sesuatu yang diinginkan dan bersyukur atas apa yang telah diberikan Allah SWT. Namun semuanya dapat dibenarkan, tetapi itu merupakan motivasi minimalis.
Rasulullah menjadikan shalatnya sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat Allah. Para sahabat heran dengan perilaku Rasul yang melakukan Shalat Tahajjud setiap malam hingga kakinya bengkak, padahal Rasullullah telah dijamin Allah masuk surga dan selalu terpelihara dari kesalahan – kesalahan. Namun Rasul menjawab, “ Apakah tidak boleh aku menjadi hamba yang bersyukur?”
Banyak kaum Muslim yang belum menjadikan shalatnya sebagai bagian terpenting dalam hidupnya, Bahkan lebih mementingkan duniawi daripada mendekatkan diri kepada Allah. Semisal bekerja tidak mengenal waktu, hingga lalai terhadap kewajibannya sebagai seorang muslim yaitu Shalat. Atau bahkan meninggalkannya hanya karena untuk melihat sebuah hiburan seperti keasikan menonton Televisi atau film, chating, dll.
Melaksanakan Shalat denga waktu sisa, tenaga sisa, konsentrasi sisa akan berujung pada sholat sambil bermalas – malasan . Dan Allah berfirman : “Sesungguhnya orang – orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (Qs. [4]: 142)
Shalat adalah ting agama, tanpanya agama ini akan rapuh. Shalat merupakan amalan pertama yang akan dihisab pada hari kiaman nanti, baik atau buruknya shalat kita akan berpengaruh pada hisab amalan – amalan lain dan tentu yang akan menentukan kita masuk surga atau neraka. Ratusan kali Allah mengingatkan kita dalam Al-Quran : “…dirikanlah shalat, tunaikankah zakat…”. Artinya, Allah benar – benar menekankan pentingnya shalat. Bahkan doa pertama para Rasul untuk anak cucunya adalah penekanan pada masalah shalat, seperti halnya Nabi Ibrahim yg berdoa: “Ya Tuhanku, jadikanlah aku & anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, kabulkanlah doaku.” (Qs. [14]: 40). Bagaimana dengan doa para orang tua sekarang untuk anak2 nya? Oleh karena itu, “Perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah dalam mengerjakannya” (Qs. [20]: 132)
Wassalamu’alaimum wr. wb.
(ARM, Jkt, 14 Juni 13)