Gapura atau Regol Masjid Gedhe tidak dibangun bersamaan dengan dibangunnya Masjid Gedhe, tetapi 67 tahun sejak berdirinya, tepatnya pada tahun 1840 . GAPURO, berasal dari kata ”ghofuro” yang berarti ampunan dari dosa, adapun maksudnya mungkin bila orang memasuki masjid melewati Gapuro, berniat baik memasuki Islam, akan mendapatkan ampunan dosa. Pembangunan regol ini dilakukan pada hari Senin, tanggal 23 Syuro tahun Dal, 1767 Jw.=1255 H
Kala pinangun kagungan dalem regol masjid hageng hing ngayogyakarta hadiningrat hing dinten senen tanggal ping tiga likur wulan sura hing tahun dal sinengkalan pandita nenem sabda tunggal 1767
Ketika dibangun Regol Masjid Agung di Yogyakarta Hadiningrat pada hari senin tanggal 23 bulan Sura tahun Dal dengan sengkalan pandita nenem sabda tunggal 1767
Pada tahun 1867 terjadi gempa bumi di Yogyakarta, yang meruntuhkan bangunan Serambi Masjid Gedhe dan Regol Masjid Gedhe, tapi kemudian segera dibangun kembali.
Udayaning pustaka kyat hamemuti risakhipun regol masjid hageng hawit kenging lindhu hing dinten senen wage jam 5 dalu tanggal kaping 7 sapar tahun ehe 1796 boten hantawis lami kamulyakhaken kala pangadegipun regol wahu marengi dinten ngahad kliwon jam 9 tanggal kaping 4 wulan sapar tahun z sinengkalan murti trus giri nata 1798
Terbitnya tulisan ini untuk memperingati rusaknya Regol Masjid Besar karena terkena gempa bumi pada hari Senin Wage jam 5 malam tanggal 7 Sapar tahun Ehe 1796, tidak lama kemudian dimuliakan/dibangun kembali waktu berdirinya Regol bertepatan dengan hari Ahad Kliwon jam 9 tanggal 4 bulan Sapar tahun Ze dengan sengkalan murti trus giri nata 1798
sumber terjemahan prasasti :
M. Chawari dalam srkipsi berjudul “PASANG SURUT MASA PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN MASJID BESAR KAUMAN YOGYAKARTA” Studi Berdasarkan Sumber Prasasti Tahun 1989