Dalam tradisi bangunan kraton konsep dan bentuk atap hampir selalu sama yaitu berbentuk limasan bersusun tiga. Atap seperti ini biasa disebut dengan “Tajuk , Lambang , Teplok” yang bermakna lampu penerang yang menempel atau tergantung di dinding.
Tajuk Lambang Teplok adalah sebuah filosofi jawa yang dijiwai oleh nilai-nilai Islam yaitu “hakekat, syariat dan ma’rifat”.
Sebuah makna yang menggambarkan proses dan tahapan seseorang dalam menjalani Agama Islam. Selain itu ada pula yang mengartikan Islam, Iman dan Ihsan.
Hakekat mengandung makna orang – orang yang pada hakekatnya telah mengaku Islam tetapi belum menjalankan syariat Islam. Pada tahap berikutnya orang yang telah memeluk agama Islam telah mulai menjalankan syariat Islam, pada tahap ini orang tersebut sudah bisa disebut sebagai orang beriman, namun itupun belum menjamin seseorang untuk menjadi orang yang baik karena masih banyak orang yang telah menjalankan syariat Islam namun masih melakukan kemungkaran atau perbuatan buruk yang disebabkan karena ia belum mengenal Allah dengan baik (Ma’rifatullah).
Orang yang telah mengenal Allah (Ma’rifatullah) akan selalu berbuat baik karena dia merasa selalu diawasi Allah, dan inilah yang disebut dengan Ikhsan yang merupakan tingkatan tertinggi seseorang dalam memeluk agama Islam.
Orang yang telah mencapai Ma’rifat akan mempunyai keyakinan Tauhid yang tinggi, sehingga dia akan mempunyai kelebihan atau linuwih dibandingkan orang lain.