Menjaga Niat Hijrah

1. Arti Hijrah
Hijrah dari kata هَجَرَ – يهجر Artinya : 1. pindah, meninggalkan negeri asal, berimigrasi; 2. meninggalkan, melarikan diri, melarikan diri dari tugas militer, desersi, melepaskan diri, meninggalkan, berhenti; 3. mendiamkan, tidak menyapa, tidak mengajak berbicara
Orang yang berhijrah harus punya bekal
Kalau orang pergi pergi ke suatu tempat tidak bawa bekal sama sekali, maka dia cenderung akan merepotkan orang lain. Bahkan tidak jarang orang nekat cari kerja di Jakarta misalnya, tidak punya bekal sama sekali, maka dia akan menjadi pengangguran dan mengemis di jalanan. Resiko lain orang hijrah tanpa bekal adalah berbalik arah, kembali ke kehidupan yang lama. Menyerah memang jauh lebih mudah*. Dia tidak mampu melawan bisikan syetan yang muncul dari berbagai arah, baik syetan berwujud jin dan manusia.
Maka dari itu, bekal utama orang hijrah ada 3,
  1. Keimanan, percaya setiap keputusan yang diambil akan menjadikan dirinya lebih baik.
  2. Ketaqwaan, taat kepada Al-qur’an dan sunnah serta bersikap hati-hati dan waspada dalam bertindak di mana kita selalu diawasi Allah Subhanahu wa ta’ala.
  3. Keilmuan, mampu mencari informasi dan mengoptimalkan potensi diri supaya menjadi pribadi yang cerdas, berakhlak mulia, kuat, mandiri, ber agama dengan benar, berbuat yang ma’ruf, mencegah yang munkar, dan menyebarkan kebaikan dan kebermanfaatan bagi umat manusia.
Ada tiga jenis hijrah:
  1. Hijratul makan (cari tempat yang lebih baik)
  2. Hijratul fa’il (cari sahabat yang lebih baik)
  3. Hijratul ‘amal (cari prilaku yang lebih baik)
2. Hadiah bagi orang yang hijrah
وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً ۚ وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

“Dan barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” -Sura An-Nisa’, Ayat 100

 
3. Bagaimana Cara Hijrah?
     a. Niat karena Allah dan Rasulullah
  • 1- وعن أمير المؤمنين أبي حفص عمر بن الخطاب بن نفيل بن عبد العزى بن رياح بن قرط بن رزاح بن عدى بن لؤى ابن غالب القرشى العدوى‏.‏ رضي الله عنه، قال‏:‏ سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول‏:‏ ‏*”‏ إنما الأعمال بالنيات، وإنما لكل امرىء ما نوى فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله فهجرته إلى الله ورسوله، ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها، أو امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه‏”*‏ ‏(‏‏(‏متفق على صحته‏.‏ رواه إماما المحدثين‏:‏ أبو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيرى النيسابورى رضي الله عنهما في صحيحهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة‏)‏‏)‏‏.‏
  • _1. Dari Amirul mu’minin Abu Hafs iaitu Umar bin Al-khaththab bin Nufail bin Abdul ‘Uzza bin Riah bin Abdullah bin Qurth bin Razah bin ‘Adi bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib al-Qurasyi al-‘Adawi r.a. berkata: Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda [3] :
  • “Hanyasanya semua amal perbuatan itu dengan disertai niat-niatnya dan hanyasanya bagi setiap orang itu apa yang telah menjadi niatnya. Maka barangsiapa yang hijrahnya itu kepada Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itupun kepada Allah dan RasulNya. Dan barangsiapa yang hijrahnya itu untuk harta dunia yang hendak diperolehoinya, ataupun untuk seorang wanita yang hendak dikahwininya, maka hijrahnyapun kepada sesuatu yang dimaksud dalam hijrahnya itu.”(Muttafaq ‘alaih)_
  • Murnikan tujuan hijrah antum karena ingin dekat dengan Allah dan Rasulullah, bukan untuk dapat harta, benda, jabatan, popularitas, ingin dipuji, wanita atau kesenangan semu lainnya.
  • Bangunlah perasaan ingin sekali masuk surga, berjumpa dengan Rasulullah, ingin menatap wajah Allah, ingin mendapatkan kenikmatan abadi. Munculkan keinginan itu seperti hal nya antum sangat ingin sekali masuk ke sekolah/universitas/tempat kerja/bahkan tempat liburan favorit. Tentunya setiap keinginan kita pasti ada harganya.
     b. Hijrah dengan berjihad (berjuang sungguh-sungguh) 
  • تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
  • (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui” -Surat As-Saf, Ayat 11
  • Jika sudah memutuskan untuk hijrah, ujian pasti ada. Kesiapan kita dalam harta dan jiwa pasti diperlukan. Antum ingin istiqamah shalat berjama’ah di Masjid maka harus rela mengorbankan waktu bermain antum.
  • Jika ingin kaya, usahanya sukses, pintar, ahli dalam suatu bidang harus jihad perbanyak shadaqah. Beranikan diri untuk bayar setiap harga yang mampu melejitkan potensi antum, yang bisa untuk meningkatkan hasanah hidup di dunia dan akhirat
     
     c. Hindari Riya
  • Ada beberapa orang yang menjadi  “korek api” nya neraka
    • Orang membaca Al Qur’an supaya disebut qori
    • Orang yang bershodaqoh karena ingin dikenal dermawan
    • Orang perang jihad fi Sabilillah karena ingin dianggap pahlawan
    • Orang berilmu supaya dikenal sebagai ‘alim
  • وَالَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْآخِرِ ۗ وَمَنْ يَكُنِ الشَّيْطَانُ لَهُ قَرِينًا فَسَاءَ قَرِينًا

    “Dan (juga) orang-orang yang menginfakkan hartanya karena ria dan kepada orang lain (ingin dilihat dan dipuji), dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa menjadikan setan sebagai temannya, maka (ketahuilah) dia (setan itu) adalah teman yang sangat jahat.” -Surat An-Nisa’, Ayat 38

  • Penyakit riya dalam hijrah itu adalah noda. Hati-hati dengan hal ini karena riya dekat dengan kesombongan. Kesombongan dekat dengan syirik.
 
     d. Beribadah dengan penuh keikhlasan
  • وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

    “Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).” -Sura Al-Bayyinah, Ayah 5

  • Ilmu ikhlas itu tidak mudah diterapkan, perlu ilmu lalu hafalkan lalu dipahami lalu diamalkan lalu konsisten menjaga amal lalu ikhlas lalu konsisten menjaga keikhlasan agar kita dijaga Allah dan selamat di dunia dan akhirat.
  • Zaman now ini banyak sekali fitnah dunia, baik di alam maya maupun realita. Tidak jarang banyak orsng terlihat baik, tapi terbukti seorang koruptor, pengedar narkoba, penyebar hoax, pezina, dan sebagainya.
  • Menjaga keikhlasan adalah ikhtiar kita dalam memenangkan fitrah hati nurani dalam taqwa di atas nafsu syahwat yang fujur
    e. Selalu berusaha dan berdoa
  • وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

    “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.” -Sura Al-Baqarah, Ayah 186

  • Sesungguhnya Allah itu dekat dengan hamba-Nya. Carilah saat-saat doa itu mustajab, termasuk cari kesempatan supaya kita di doakan Malaikat, dijaga Allah, dimudahkan segala urusan kita dan dilapangkan dada menghadapi hal yang tidak diinginkan.
Wallahu a’lamu bishowab.

Disusun oleh:
Ridwan Wicaksono S.T., M.Eng.
Wakil Ketua Mualaf Center Yogyakarta

Pikiran Untuk “Menjaga Niat Hijrah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *