Dibalik Nama Kampung dan Jalan 1

Nama Tempat Berdasar Profesi

Banyak jalan atau kampung di Jogja yang namanya diberikan kareana keterkaitan dengan Kraton Yogyakarta. Nama-nama itu bisa berasal dari nama tokoh , nama kesatuan prajurit Kraton, profesi penduduk, atau bahkan karena ada benda penting di tempat tersebut. Hal inilah yang menambah keunikan Kota Jogja. Berikut akan dituliskan nama-nama kampung atau nama jalan serta asal-usul penamaannya. Nama Kampung Pajeksan Kampung Pajeksan terletak di sebelah utara Kraton, atau tepatnya masih di wilayah Malioboro. Pajeksan berasal dari kata Jaksa atau jeksa dalam bahasa Jawa. Dari kata Jeksa mendapatkan awalan “pa” dan akhiran “an” sehingga menjadi kata  Pajeksan. Pada zaman dulu di tempat ini memang menjadi kawasan tempat tinggal para Jaksa sehingga masyarakat menyebut tempat itu dengan nama Pajeksan. Ketandan Kampung Ketandan berada di sebelah utara Kraton , masih di Kawasan Malioboro di sebelah timur jalan Ahmad Yani dan di sebelah utara pasar Beringharjo. Ketandan berasal Tandha, mendapat awalan “ka” dan akhiran “an”. Tandha artinya adalah pajak, sehingga ketandan berarti tempat tinggalnya para pemungut pajak. Dagen Kampung Dagen terletak di kawasan Malioboro, sebelah utara Pajeksan. Dagen berasal dari kata “dagi” atau undagi, yang artinya orang-orang yang berprofesi sebagai tukang kayu atau pembuat peralatan rumah tangga dan mebel, mendapatkan akhiran “an” sehingga terbentuk kata “nDagen”. Gamelan Mendengar kata gamelan, pasti anda semua langsung berpilir bahwa disana terdapat banyak gamelan, tapi sayang pikiran itu keliru. Kata gamelan bukanlah gamelan yang berarti peralatan musik Jawa. Gamel adala orang – orang yang berprofesi sebagai pembuat tapel kuda milik Kraton. Pada zaman dulu memang tempat tersebut merupakan tempat tinggal abdi dalem Kraton yang bertugas membuat tapel kuda dan merawat kuda milik Kraton, sebagai tempat orang-orang yang bertugas merawat kuda maka tempat tersebut disebut Gamelan, orang Jawa menyebutnya dengan ngGamelan. Klitren Kata Klitren berasal dari  bahasa Belanda “koelie train”, yang artinya kuli kereta api. Pada jaman dulu kampung Klitren yang terletak di dekat stasiun lempuyangan mayoritas penduduknya memang berprofesi sebagai kuli angkut di stasiun. Nah seperti biasa karena lidah Jawa sulit berbahasa asing maka kata koelie train teraviliasi dalam Bahasa Jawa menjadi Klitren sampai sekarang. Gemblakan Di Jawa Timur, kata “gemblak”, biasanya berkonotasi negatif. Di Jawa Timur kata gemblak berarti istri simpanan, nah lalu apakah kampung “Gemblakan”  berarti tempat para istri simpanan ? Kita tunggu tulisan selanjutnya Bersambung ………….

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *