Dibalik Nama Kampung dan Jalan 2

Gemblakan

Gemblakan  terletak di sebelah utara titik Nol Km Jogja, tepatnya berada di sisi timur laut  Kepatihan atau Kompleks Kantor Gubenur DIY.

Gemblakan berasal dari kata “gemblak”, yang artinya seseorang yang berprofesi sebagai pembuat peralatan dapur yang terbuat dari logam.

Nah ternyata di kampung Gemblakan ini dahulu sebagian besar berprofesi sebagai pembuat peralatan sehari-hari seperti pisau, cangkul, wajan dll.

Sayangnya saat ini sudah tidak ada lagi peninggalan orang-orang jaman dahulu yang berprofesi sebagai “gemblak”, bahkan satupun tidak ada warga yang berprofesi sebagai gemblak.

Namburan

Namburan terletak di timur Kraton Yogyakarta, berasal dari kata Tambur yaitu salah satu alat musik perkusi.

Namburan adalah tempat tinggal kelompok abdi dalem yang bertugas membunyikan gamelan Keraton. Dari kata tambur, karena memang music gamelan Keraton menggunakan tambur sebagai salah satu perlengkapannya, terutama gamelan yang mengiringi tarian-tarian yang menggambarkan olah keprajuritan.

Musikanan

Dari namanya sudah bisa diketahui bahwa asal nama ini pasti berasal dari kata music.

Kampung Musikanan terletak tepat di sebelah kanan atau timur bangunan Kraton.

Pada jaman dahulu, warga kampong ini memang bertugas sebagai petugas korps music kraton.

Siliran

Kampong Siliran terletak di sisi tenggara Keraton Yogyakarta.

Siliran berasal dari kata “silir”, yaitu para abdi dalem yang bertugas menyalakan lampu penerangan di Keraton , jadi di kampung ini asal mulanya adalah tempat tinggal para abdi dalem silir, dan saat ini karena sudah ada listrik maka pegawai-pegawai tersebut sudah mulai beralih profesi, sehingga saat ini sudah tidak ada lagi abdi dalem silir, dan tinggal sebuah nama.

Keparakan

Kampong Keparaan terletak di sebelah timur beteng kraton.

Keparakan berasal dari kata “keparak”, yaitu abdi dalem yang bertugas mengurusi kepentingan rumah tangga sehari-hari keluarga Keraton.

Mantrigawen

Terletak di sisi timur Kraton, berasal dagi dua kata mantri dan gawean.

Mantri adalah sebutan untuk kepala pegawai/ kepala bagian pada tata pemerintahan Keraton Ngayogyakarta. Dari dua kata mantri gawean kemudian berubah menjadi “Mantrigawen” adalah tempat tinggal abdi dalem kepala pegawai.

Patehan

Patehan terletak disisi selatan keratin. Dari kata “teh” mendapatkan awalan “pa”  dan akhiran “an”. Patehan menjadi tempat tinggal para abdi dalem yang bertugas membuatkan
minuman / teh  bagi keluarga dan tamu kerajaan.

Polowijan

Polowijan terletak di sebelah barat Keraton.

Mungkin anda berfikir kata Polowijan pasti berasal dari kata palawija, jenis hasil pertanian.

Beberapa abdi dalem Keraton ada yang mempunyai karakteristik khusus berupa kelainan fisik, baik yang bertubuh pendek ataupun yang berkulit putih atau bule atau dengan bahasa ilmiah adalah albino.

Nah , para abdi Keraton yang mempunyai kelainan fisik tersebut disebut dengan sebutan abdi dalem Polowijo atau abdi dalem “Kelangenan”.

Jadi pada jaman dahulu kampong Polowijan memang menjadi tempat tinggal para abdi yang mempunyai kelainan fisik tersebut, dan pada saat ini sudah tidak ada abdi dalem dengan cirri-ciri fisik cebol maupun albino/bule.

Jagalan

Jagalan , terletak di sisi timur laut keraton, dari kata jagal adalah tempat tinggal kelompok Jagal atau kelompok masyarakat yang bermata pencaharian sebagai pemotong hewan.

Mangkuwilayan (Mangkulayan)

Terletak di barat daya Keraton, berasal dari kata “Mangku (mengurusi ) wilayah”, merupakan tempat tinggal kelompok abdi dalem yang mengurusi wilayah-wilayah atau tanah milik Keraton Yogyakarta.

Kumendaman

Terletak di sisi selatan keratin, berasal dari kata “Kumendan / komandan”adalah tempat tinggal komandan pasukan perang Kasultanan Yogyakarta.

Gerjen

Adalah nama jalan di sebelah barat kampong Kauman, pada jaman dahulu di sepanjang jalan tersebut merupakan sentra tempat tinggal kelompok masyrakat yang memiliki mata pencaharian sebagai tukang jahit pakaian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *