Catatan Ceramah Takjil #1

Ceramah Takjil pada hari pertama ramadan ini disampaikan oleh H. Haedar Waluyo, S. Ag membahas tentang masalah akidah yang merupakan persoalan mendasar untuk keimanan kita sebagai seorang muslim.

Courtesy : http://jurnalkeluarga.com

Manusia lahir ke bumi membawa dua fitrah, fitrah yang pertama yakni mengenali Allah sebagai Tuhan. Allah berfirman dalam QS. Al-A’raf ayat 172 yang artinya:

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman) “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.”

Dalam ayat tersebut, terdapat persaksian manusia bahwa hanya Allah yang pantas untuk disembah. Apabila ada orang yang menyebut diri mereka sebagai ateis maka mereka membohongi diri mereka sendiri. Fitrah yang kedua yaitu beragama Islam. Allah berfirman dan QS. Ar- Rum ayat 30 yang artinya:

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Fitrah manusia untuk memeluk Islam sebagai agama yang benar juga tidak terlepas dari tanggung jawab orang tua. Oleh karena itu, setiap orang tua harus memberikan pemahaman akidah yang kokoh untuk anaknya sehingga ia beragama Islam hingga akhir hidupnya. Kisah Firaun merupakan pembuktian bahwa fitrah manusia sejak lahir yaitu beragama Islam. Allah berfirman dalam QS. Yunus ayat 90 dan 91yang artinya:

Dan Kami selamatkan Bani Israil melintasi laut, kemudian Fir’aun dan bala tentaranya mengikuti mereka, untuk menzalimi dan menindas (mereka). Sehingga ketika Fir’aun hampir tenggelam dia berkata, “Aku percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang muslim (berserah diri).”

Mengapa baru sekarang (kamu beriman), padahal sesungguhnya engkau telah durhaka sejak dahulu, dan engkau termasuk orang yang berbuat kerusakan.

Disusun oleh :
Nana Yuliana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *